Kamis, 08 Maret 2018

Serius Siap NIKAH?

 
"When talking about marriage, Allah says your spouses are garments for you. A garment may or may not fit perfectly-but either way, it covers imperfections, protects, and beautifies.
-Yasmin Mohaged - 

Apakah benar sudah siap menikah? Sudah siap menjadi pasangan? Sudah siap diamanahi Allah keturunan? Sudah siap menjadi orang tua?


Menurut kalian apa sih definisi menikah ? (komen di bawah yaa..)

Menurut definisi yang saya saat ini yakini bahwa menikah adalah ibadah seumur hidup serta sebuah perjanjian yang sangat agung karena melibatkan perjanjian dengan Allah/ mitsaqan ghaliza. Serta dalam ucapan kalimat yang diucapkan saat ijab qabul dalam bahasa Arab merupakan kalimat  fi'il madi. Karena  dengan siapa kita menikah sudah Allah tetapkan sebelum Akad, bahkan sebelum kita terlahir kedunia. Sehingga pernikahan ini adalah bentuk pengesahan bagi ketentuan yang sudah ada. Masyaa Allah. 

Menikah bukan perkara mudah dan tidak akan pernah menjadi perkara yang mudah, terutama ketika menjalaninya. Pernikahan itu menghadirkan tantangan baru, bahkan dalam pernikahan tidak selalu menjajikan sebuah kebahagiaan, tapi kebahagian itu sejatinya di ciptakan oleh satu sama lain. 

Dalam ekspektasi saat ini, sebagian dari kita lebih beranggapan kalau menikah itu untuk bahagia. Padahal ada elemen penting yang sering dilupakan yaitu kesediaan untuk menderita. Kenapa bisa se-menyeramkan itu sih??? Karna menurut hasil survei bahwa banyak terjadi perceraian di 5 tahun pertama hanya karna urusan-urusan yang sepele.

Sebagaimana impian setiap orang yang menikah maka sudah pasti yang diharapkan adalah menikah sampai tua, tapi apakah tidak terbersit bahwa nanti akan mengalami fase bosan? bagaimana cara menanggulanginya?

Ini bukan opini yang "nakut-nakutin" buat nikah. 

Tapi, justru sedikit memberi tambahan pengetahuan supaya kita tidak menganggap mudah sebuah pernikahan. Ini dimaksudkan karena jangan sampai beranggapan bahwa penikahan hanya sebatas Aku cinta Kamu, tapi tentang kesiapan mempersiapkan penikahan dan pengasuhan. 

Mengutip pembicaraan Mbak Novie dan Ibu Elly Risman. “Nak, Pastikan menikah dengan ilmu, ya. Jangan terburu-buru, jangan asal jatuh cinta. Lihat Negara kita banyak masalah, dan sebagian besar bermula dari pengasuhan yang salah.” dan “Ayo dong, anak muda sebelum menikah itu melek pengasuhan!”

Kenapa harus dipersiapkan? Bagaimana cara memulainya? 

Mulailah dengan mengenali diri sendiri, proses ini lebih sulit dari kita mengenali pasangan. Selain itu kecenderungan  orang yang tidak mengenali dirinya sendiri akan mencari-cari pasangan yang sempurna untuk menutupi dirinya. Padahal, seperti yang dikatakan oleh Ust. Salim A. Fillah, jangan menikah dengan ekspektasi, tapi menikahlah dengan obsesi, yaitu tidak mencari pasangan yang sempurna tapi kita bertekad kuat untuk menjadikan dan mendidik pasangan kita sempurna di mata Allah SWT. Maka, carilah yang dikepalanya ada ilmu, dihatinya ada takwa, dan ditangannya ada kebaikan yang kelak akan dilakukan berdua.

Sadari bahwa kita akan menjadi orangtua,  ini berlaku kepada laki-laki ataupun perempuan. Karena seringkali dalam hal mempersiapkan  perempuan lebih giat  dari pada laki-laki. Mungkin ini juga karena pandangan masyarakat tentang pendidikan dan pengasuhan, dimana katanya laki-laki = mendidik, dan perempuan = mengasuh. Terlepas dari pandangan masyarakat, laki-laki ataupun perempuan harus sadar bahwa pengasuhan tidak bisa diulang. Maka dalam mempersiapkannya kita tidak bisa berleha-leha. Karena tantangan mengasuh anak-anak kita adalah terletak dari zaman yang sudah berbeda. Seperti yang dikatakan oleh  Ali bin Abi Thalib “Didiklah anakmu sesuai dengan zamannya, karena mereka hidup dizamannya, bukan di zamanmu.”

Pilihlah calon yang terbaik, karena hak pertama anak adalah dipilihkan ayah/ibu yang terbaik. Tapi, jangan pernah berfikir sedikitpun bahwa kita menerima pasangan kita telah baik. Menerima jadi! Menikah bukanlah menerima orang yang telah jadi dan siap digunakan. Pastilah dalam rumah tangga akan ada kekurangan dan hal-hal yang mengganggu hati. Kita harus mampu saling memperbaiki apa yang salah baik diri kita atau pasangan kita. Maka ketika kita berharap mendapatkan istri/suami yang terbaik, maka itu tugas kita.

Mengutip kata M. Faudzil Adhim dalam buku “Saatnya untuk Menikah”
Cara untuk menjadi istri yang baik, hanya melalui suami. Cara untuk menjadi suami terbaik, hanyalah melalui istri

Dan kalimat yang baik  lainnya oleh Syaikh Abu Ubaidah Masyhur bin Hasan Abu Salman
Dan tempat yang paling baik untuk menimba ilmu bagi wanita adalah seorang suami yang shalih, penuntut ilmu dan bertaqwa kepada Allah.”

Memiliki visi pengasuhan, ini sangat  penting karena mau di didik seperti apa anak kita, bagaimana cara mengasuhnya, mau jadi apa anak kita, bagaimana anak kita memiliki kecerdasan emosional, cerdas, dan jadi pribadi tangguh pantang mengeluh. Bahkan ada ayat pengingat dalam Al-quran  yang membahas mengenai pentingnya kesiapan pengasuhan, yaitu:
Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah,  yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertaqwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.” Q.S. An-Nisa : 9
Didalam ayat tersebut di katakana bahwa kita harus takut kepada Allah kalau meninggalkan keturunan yang lemah. Konteks lemah disini adalah lemah dalam menghadapi tantangan zaman.  Ada fakta bahwa pengasuhan tidak ada sekolahnya. Tidak ada sekolah untuk menjadi ibu atau ayah, padahal menjadi profesi lainnya ada sekolahnya. Namun, semua orang terinstall untuk bisa menjadi orangtua, karena memang begitu fitrahnya. Tapi, karena semakin meluasnya akses untuk belajar dan informasi, sebenarnya tidak dijadikan alasan untuk menunda-nunda belajar dan mempersiapkan diri.

Dari sekian kata di atas akan membuat pertanyaan baru dalam hati.

Apakah kita sudah siap menikah?

Jawabannya terletak hanya pada diri kita sendiri. Kita yang mengenali diri kita sendiri bukan orang lain.


Wallahu’alam bisawab

Tidak ada komentar:

Posting Komentar