Minggu, 20 Agustus 2017

Persiapan Menikah #1 (Review Materi Kuliah Whatsapp BrideTalk)

08.01 0 Comments

Hohooo.. materi kali ini agak-agak serius. Wkwkwk
Materi ini bukan 100% tulisan saya pribadi, tapi ini review dari kelas Whatsapp Bridetalk :)

Sudah banyak dari kita yang tahu, mengenai persiapan apa saja yang harus disiapkan sebelum menikah. Tapi walaupun kita sudah punya ilmunya, tidak ada salahnya kan baca lagi. mengingatkan :p

1. Persiapan Ilmiyah-Fikriyah (Ilmu-Intelektual)
Menata rumah tangga memerlukan ilmu antara lain ilmu tentang ad-Diin, ilmu komunikasi dengan pasangan, ilmu parenting, financial planning, dll.

#Ilmu Agama (AdDiin)

مَنْ يُرِدِ اللَّهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِي الدِّينِ

“Barangsiapa yang Allah inginkan kebaikan padanya, Allah akan faqihkan ia dalam agama.” (Muttafaq ‘alaihi)

Tak ada ilmu lagi yang lebih tinggi kedudukannya selain ilmu untuk mengenal TuhanNya, keindahan Nama-Nama dan sifat-sifatNya, tujuan penciptaan dirinya, tentang siapa dirinya, tentang bagaimana agar dirinya menjadi makhluk yang mulia

Ustadz Muhammad Nuzul Hafidzhahullah menjelaskan beberapa poin keutamaan menuntut ilmu agama, diantaranya :

1) Memintaskan jalan kita menuju syurga

Kita semua sama-sama berjalan menuju kampung akhirat, Allah memberikan banyak jalan menuju kebaikan dalam penitian kita menuju ke surgaNya. Tapi tahu kah kita ada satu jalan yang paling mudah atau paling pintas menuju kesana yang rahasianya telah diberitahu oleh Nabi kita

مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ طَرِيقًا إِلَى الجَنَّةِ

“Barang siapa yang menempuh perjalanan untuk mencari ilmu, maka akan Allah mudahkan (memintaskan) jalannya menuju surga.” (HR. Muslim)

Subhanallah!

2) Mendapat pahala haji dengan haji yang sempurna.

Nabi Shallallahu alaihi wasallam bersabda: 

“Barangsiapa yang pergi ke masjid dan tidak ada yang diinginkan selain belajar tentang kebaikan atau mengajarkannya, maka ia mendapatkan pahala seperti pahala haji yang sempurna.” 

(Diriwayatkan oleh Ath-Thobroni dan derajatnya dinyatakan Hasan Shahih oleh syaikh Al-Albani)

3) Menuntut ilmu lebih baik dari mengejar harta dunia

“apakah diantara kalian ada yang senang pergi ke Bathan (suatu lembah di Madinah) kemudian datang pulang membawa dua unta yang besar dengan tidak berbuat dosa dan tetap menyambung silaturahmi? Para sahabat menjawab: kami semua menyukai hal itu wahai Rasulullah. Maka Rasulullah bersabda: sungguh jika kalian pergi ke masjid lalu mempelajari dua ayat dari Al Qur’an itu lebih baik dari dua unta yang besar. Dan tiga ayat lebih baik dari tiga unta yang besar. Empat ayat lebih baik dari empat unta yang besar, dan seterusnya” (HR. Muslim no. 1336)

Nah, kebahagiaan dan ketentraman dalam menjalankan roda rumah tangga juga sangat berkaitan erat dengan pengaplikasian ilmu agama yang ia miliki. Ada pun ilmu tentang seluk-beluk pernikahan di dalam ilmu agama dibahas diantaranya lewat fiqh munakahat yang akan kita sampaikan pada sesi selanjutnya 😄 

#Ilmu komunikasi dengan Pasangan

Ilmu komunikasi pasangan merupakan suatu jurus untuk meluruskan kesalahpahaman, mengeratkan ikatan yang mulai renggang, menguatkan cinta dari benih cinta yang sudah ada, menyatukan visi dan misi, sarana mengeluarkan pendapat, dsb.

Ilmu komunikasi juga ilmu tentang memahami karakter masing-masing, ilmu tentang mengetahui kapan waktu terbaik untuk berbicara, kapan saatnya diam, ilmu tentang kemampuan mendengarkan, ilmu tentang meletakkan hati dalam berbicara, dll.

Dalam berkomunikasi dengan baik, sangat berhubungan erat dengan ilmu psikologi.

~Ilmu Psikologi
Ilmi psikologi merupakan ilmu tentang memahami diri sendiri dan orang lain. Dengan memahami diri, maka kita dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan kita sehingga kita bisa terus mengupgrade diri menjadi lebih baik.

Memahami karakter diri, apalagi pasangan memang tidak mudah. Untuk mengenal karakter diri, disarankan mengikuti serangkaian tes psikologi.

Walau setiap individu itu unik dan memiliki karakter yang berbeda-beda, namun secara umum akan ada pola karakter yang bersifat general yang bisa dipelajari.

Misalnya, karakter pria dan wanita tidaklah sama, secara umum pria cenderung memakai logika sedangkan wanita lebih ke perasaan.

Dari Buku Bahagianya Merayakan Cinta, Ustadz Salim A. Fillah perbedaan pria dan wanita secara umum :

Cara memandang masalah

Level aman terhadap masalah bagi seorang istri lebih rendah, karena baginya yang terpenting adalah merasa didengarkan dan dipahami, sedangkan untuk suami cenderung lebih tinggi, karena masalah baginya harus dipecahkan. Istri sudah merasa puas membicarakan detil demi detil masalahnya serta menghubungkannya dengan data dan informasi sebelumnya, maka suami merasa puas menyederhanakan detil-detil itu menjadi sebuah poin besar lalu berkata inilah solusinya.

Cara menghadapi tekanan

Jika para istri bicara, berbagi, dan bercerita untuk mengurangi bebannya, para suami akan menjadi pemuda kahfi. Mereka masuk ke guanya saat didera tekanan dan dilanda masalah.

Kondisi termotivasi
Suami termotivasi saat ia merasa dibutuhkan, istri merasa termotivasi saat ia merasa dicintai. Tak dibutuhkan adalah kematian bagi suami, sebagaimana merasa tak dicintai adalah penderitaan bagi istri.

Cara Pandang tentang Memberi-Menerima dalam hubungan

Seorang istri tidak menghitung. Ia akan memberi dan terus memberi sebagaimana pada saatnya ia menuntut untuk menerima dan terus menerima. Seorang suami menghitung, secara kualitatif ia berkata, “jika saya sudah memberi sekian, saya berhak mendapat sekian.” Secara kuantitatif ia berkata, “saya sudah sekian kali memberi, boleh dong saya ambil kesempatan kali ini untuk diri saya.”

Cara menjaga hubungan

Seorang istri seperti gelombang. Kemampuannya mencintai seseorang naik dan turun sesuai apa yang dirasakannya dalam hubungan. Seorang suami seperti karet gelang. Ia secara otomatis berubah-ubah antara membutuhkan kedekatan dan kemandirian.  



2. Persiapan Ruhiyah (Spiritual)

#Memaknai Syahadat

Allah Subhanahu wa Ta’ala menciptakan manusia dengan sebaik-baik penciptaan. Manusia dibekali Allah pendengaran, penglihatan, dan hati untuk mengetahui ilmu tentangNya, memahami apa-apa yang telah diciptakanNya lewat ayat-ayat yang turun dariNya sehingga manusia dapat mengetahui nama-nama dan sifat-sifatNya, dan mengetahui tujuan dalam hidupnya, tentang siapa dirinya, untuk apa ia diciptakan, kemana dia akan kembali, dll.

Syaikul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah mengatakan bahwa kebutuhan manusia terhadap ilmu tentang Allah hakikatnya jauh lebih penting daripada kebutuhannya untuk makan dan minum bahkan nafasnya.

Itulah sebabnya barangsiapa yang merasa butuh kepadaNya dan menghendaki petunjuk tentangNya, Allah akan berikan cahaya di hatinya hingga ia dapat mengetahui tentang tujuan penciptaan dirinya.

Puncak dari tauhid adalah kecenderungan hatinya yang hanya diisi oleh apa-apa yang membuat TuhanNya ridha kepadaNya, apa-apa yang membuat Tuhan semakin menyayanginya. Inilah jiwa yang tenang (annafsu al-muthma’innah) yang diliputi cinta, takut, dan harap pada sang Kekasih.

Tapi kala tujuan hidupnya bukan karenaNya, kecenderungan hatinya akan menuju ke sesuatu yang lain dariNya. Jiwanya pasti terisi terhadap sesuatu hal yang menggantikan kedudukanNya.

Boleh jadi jiwanya dipenuhi dengan sesuatu hal yang bersifat materialistik seperti gadis pujaannya, uang atau harta, kedudukan, istri dan anak, entertainment, fashion, pekerjaan,  idolanya, bahkan kecintaan terhadap dirinya sendiri.

#Mencintai Rasulullah konsekuensi Iman

Untuk merasakan manisnya iman setelah kita mencintai Allah, berikutnya adalah mencintai Rasulullah Shalallahu alaihi wa salam.

Dalam suatu hadits Rasulullah bersabda

"Tiga perkara yang jika terdapat pada seseorang maka ia akan merasakan manisnya iman, (1) Allah dan RasulNya lebih ia cintai dari pada selainnya, (2) Ia mencintai seseorang, ia tidak mencintainya kecuali karena Allah, dan (3) Ia benci untuk kembali kepada kekufuran sebagaimana ia benci dilemparkan ke neraka" (HR Al-Bukhari dan Muslim)

Apa tanda seseorang mencintai Rasulullah?

Tandanya adalah dengan menjadikan beliau sebagai suri tauladan, menjalankan sunnahnya, dan banyak bershalawat kepadanya.

Sebenarnya salah satu hadiah terindah yang Allah berikan untuk kita adalah menjadikan Rasulullah, Muhammad shalallahu 'alaihi wa salam sebagai Nabi kita, kita sebagai umat beliau.

Bagaimana tidak, Rasulullah adalah makhluk yang paling mulia yang pernah Allah hadirkan di muka bumi, pemimpin seluruh umat manusia, manusia yang paling lembut hatinya, yang paling penyayang, bahkan Allah sendiri memuji keindahan sifat beliau.

وَإِنَّكَ لَعَلَىٰ خُلُقٍ عَظِيمٍ

Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.

Nah, untuk lebih mencintai beliau, yuk kita baca shirahnya, jalankan sunnahnya :)

#Mendirikan sholat

Tahukah kita ibadah yang paling dicintai Allah dan yang paling tinggi kedudukannya di sisiNya?

Dari ‘Abdullah bin Mas’ud, ia berkata, “Aku pernah bertanya pada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, amalan apakah yang paling afdhol?” Jawab beliau, “Shalat pada waktunya.” Lalu aku bertanya lagi, “Terus apa?” “Berbakti pada orang tua“, jawab Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.  “Lalu apa lagi”, aku bertanya kembali. “Jihad di jalan Allah“, jawab beliau. (HR. Bukhari no. 7534 dan Muslim no. 85)

Kita semua tahu kisah isra' mi'raj ketika Nabi kita melakukan perjalanan dari Makkah menuju Jerusalem kemudian naik ke langit ketujuh untuk menjemput syariat sholat. Ya, sholat satu-satunya ibadah yang Allah perintahkan dimana Rasulullah harus naik ke langit ke tujuh.

Kita tahu bahwa pada awalnya Allah memerintahkan hambaNya mengerjakan 50 kali dalam sehari semalam. Lalu muncul pertanyaan, kenapa Allah memerintahkan 50 kali padahal Allah Maha Tahu kemampuan hambaNya, dimana banyak yang tidak mampu mengerjakan sebanyak itu?

Tapi itu adalah bagian dari skenario Allah, di ending Allah menghendakinya menjadi lima dengan pahala mengerjakan sebanyak lima puluh kali. Subhanallah!

Kenapa pada awalnya harus 50 kali? Inilah pesannya yang tersirat..

Allah senang dengan hambaNya yang banyak berkomunikasi dengannya, Allah merindukan hamba yang senantiasa merindukanNya, Allah senang hambaNya banyak bersujud dan mengagungkan namaNya dimana sujud merupakan posisi terbaik, kedekatan seorang hamba dengan TuhanNya.

Semakin banyak hambaNya bersujud kepadaNya, semakin tinggi derajatnya di sisiNya walau pun ia di mata manusia hanyalah orang biasa, tapi boleh jadi ia di sisi TuhanNya memiliki kedudukan istimewa :)

Kawan, adakah hubungan yang paling romantis dibandingkan hubungan seirang hamba dengan TuhanNya?

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ

Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku [Q.S. Az-Zariyyat :56]

#Interaksi dengan Alqur'an

Ah, bagaimana bisa seseorang yang jatuh cinta denganNya, menjauhi kalam-kalamNya?

الم
Alif laam miim.

ذَٰلِكَ الْكِتَابُ لَا رَيْبَ ۛ فِيهِ ۛ هُدًى لِلْمُتَّقِينَ

Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa [Q.S. Al-Baqarah :2]

AlQur'an diturunkan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala sebagai petunjuk yang menerangi jalan hidup manusia dalam berjalan menujuNya. Siapa yang ingin selamat dan rindu akan perjumpaan denganNya maka mempelajari Alquran adalah suatu kewajiban yang niscaya.

Allah menurunkan AlQuran karena Allah sangat menyayangi hambaNya, Allah ingin hambaNya hidup dengan cara yang mulia, Allah ingin hambaNya mendapatkan petunjuk tentang kebenaran, Allah ingin hambaNya hidup berbahagia lewat ketentraman hati. Allah Ta'ala berfirman

قُلْ بِفَضْلِ اللَّهِ وَبِرَحْمَتِهِ فَبِذَلِكَ فَلْيَفْرَحُوا هُوَ خَيْرٌ مِمَّا يَجْمَعُونَ
Katakanlah: "Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. karunia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan". (QS Yunus : 58)

Dari salaficentre.com,  mayoritas Ulama tafsir mengatakan diantaranya Syaikh Abdurrahman As-Sa'di rahimahullah, maksud dari kata بِفَضْلِ اللَّهِ (karunia Allah) adalah Alqurannul karim sedangkan yang dimaksud dengan RahmatNya adalah Islam dan Iman yang ada di dalam hati. Allah Ta'ala juga berfirman

 “Wahai umat manusia! Sungguh telah datang kepada kalian nasehat dari Rabb kalian (yaitu al-Qur’an), obat bagi penyakit yang ada di dalam dada, hidayah, dan rahmat bagi orang-orang yang beriman.” (QS. Yunus: 57)

maka mengapa kita tak tergerak untuk senantiasa berinteraksi dengan AlQur'an?

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidaklah berkumpul suatu kaum di dalam salah satu rumah Allah, mereka membaca Kitabullah dan mempelajarinya di antara mereka, melainkan pasti akan turun kepada mereka ketenangan, kasih sayang akan meliputi mereka, para malaikat pun akan mengelilingi mereka, dan Allah pun akan menyebut nama-nama mereka diantara para malaikat yang ada di sisi-Nya.” (HR. Muslim dalamKitab adz-Dzikr wa ad-Du’a’ wa at-Taubah wa al-Istighfar [2699])

Semoga Allah senantiasa menjaga kita agar kita tidak menjadi bagian dari umat yang diadukan Nabi kita ke Allah karena telah menelantarkan AlQuran..

   ( وَقالَ الرَّسولُ يٰرَبِّ إِنَّ قَومِى اتَّخَذوا هٰذَا القُرءانَ مَهجورًا ﴿٣٠

Berkatalah Rasul, “Ya Tuhanku, sesungguhnya kaumku menjadikan al-Quran ini sebagai sesuatu yang diabaikan.”(QS al-Furqan [25]: 30)


#Menjadikan Islam sebagai the way of life

Tak ada syariat yang paling lengkap yang apabila kita menjalankannya, kita bisa hidup dengan cara yang mulia. Ya, Islam adalah rahmat bagi semesta alam, agama Allah adalah agama rahmat karena Allah adalah Tuhan yang penuh kasih sayang dengan salah satu namaNya yang sempurna, ia lah ArRahman dan ArRahim.

Itulah sebabnya seorang muslim yang menjalankan syariat islam dengan benar pasti menjadi makhluk yang berkasih sayang. Islam adalah cara hidup, sistem yang komprehensif yang diturunkan Allah bagi seluruh umat manusia.

Di dalam Islam kita belajar cara makan dan minum yang benar, tidur yang benar, jual beli yang benar, bagaimana berteman, bermasyarakat, termasuk salah satunya bagaimana agar pernikahan menuju kepada kebahagiaan, bagaimana membangun keluarga Islami, bagaimana mendidik anak, semua telah dijelaskan selengkap-lengkapnya.

Maka masihkah kita memilih cara hidup lain selain Islam?


Tobe continued...