Materi ini bukan 100% tulisan saya pribadi, tapi ini review dari kelas Whatsapp Bridetalk :)
Sudah banyak dari kita yang tahu, mengenai persiapan apa saja yang harus disiapkan sebelum menikah. Tapi walaupun kita sudah punya ilmunya, tidak ada salahnya kan baca lagi. mengingatkan :p
1. Persiapan Ilmiyah-Fikriyah (Ilmu-Intelektual)
Menata rumah tangga memerlukan ilmu antara lain ilmu
tentang ad-Diin, ilmu komunikasi dengan pasangan, ilmu parenting, financial
planning, dll.
#Ilmu Agama (AdDiin)
مَنْ يُرِدِ اللَّهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِي الدِّينِ
“Barangsiapa yang Allah inginkan kebaikan padanya,
Allah akan faqihkan ia dalam agama.” (Muttafaq ‘alaihi)
Tak ada ilmu lagi yang lebih tinggi kedudukannya
selain ilmu untuk mengenal TuhanNya, keindahan Nama-Nama dan sifat-sifatNya,
tujuan penciptaan dirinya, tentang siapa dirinya, tentang bagaimana agar
dirinya menjadi makhluk yang mulia
Ustadz Muhammad Nuzul Hafidzhahullah menjelaskan
beberapa poin keutamaan menuntut ilmu agama, diantaranya :
1) Memintaskan jalan kita menuju syurga
Kita semua sama-sama berjalan menuju kampung akhirat,
Allah memberikan banyak jalan menuju kebaikan dalam penitian kita menuju ke
surgaNya. Tapi tahu kah kita ada satu jalan yang paling mudah atau paling
pintas menuju kesana yang rahasianya telah diberitahu oleh Nabi kita
مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ طَرِيقًا إِلَى الجَنَّةِ
“Barang siapa yang menempuh perjalanan untuk mencari
ilmu, maka akan Allah mudahkan (memintaskan) jalannya menuju surga.” (HR.
Muslim)
Subhanallah!
2) Mendapat pahala haji dengan haji yang sempurna.
Nabi Shallallahu alaihi wasallam bersabda:
“Barangsiapa yang pergi ke masjid dan tidak ada yang
diinginkan selain belajar tentang kebaikan atau mengajarkannya, maka ia
mendapatkan pahala seperti pahala haji yang sempurna.”
(Diriwayatkan oleh Ath-Thobroni dan derajatnya
dinyatakan Hasan Shahih oleh syaikh Al-Albani)
3) Menuntut ilmu lebih baik dari mengejar harta dunia
“apakah diantara kalian ada yang senang pergi ke
Bathan (suatu lembah di Madinah) kemudian datang pulang membawa dua unta yang
besar dengan tidak berbuat dosa dan tetap menyambung silaturahmi? Para sahabat
menjawab: kami semua menyukai hal itu wahai Rasulullah. Maka Rasulullah
bersabda: sungguh jika kalian pergi ke masjid lalu mempelajari dua ayat dari Al
Qur’an itu lebih baik dari dua unta yang besar. Dan tiga ayat lebih baik dari
tiga unta yang besar. Empat ayat lebih baik dari empat unta yang besar, dan
seterusnya” (HR. Muslim no. 1336)
Nah, kebahagiaan dan ketentraman dalam menjalankan
roda rumah tangga juga sangat berkaitan erat dengan pengaplikasian ilmu agama
yang ia miliki. Ada pun ilmu tentang seluk-beluk pernikahan di dalam ilmu agama
dibahas diantaranya lewat fiqh munakahat yang akan kita sampaikan pada sesi selanjutnya
😄
#Ilmu komunikasi dengan Pasangan
Ilmu komunikasi pasangan merupakan suatu jurus untuk
meluruskan kesalahpahaman, mengeratkan ikatan yang mulai renggang, menguatkan
cinta dari benih cinta yang sudah ada, menyatukan visi dan misi, sarana mengeluarkan
pendapat, dsb.
Ilmu komunikasi juga ilmu tentang memahami karakter
masing-masing, ilmu tentang mengetahui kapan waktu terbaik untuk berbicara,
kapan saatnya diam, ilmu tentang kemampuan mendengarkan, ilmu tentang
meletakkan hati dalam berbicara, dll.
Dalam berkomunikasi dengan baik, sangat berhubungan
erat dengan ilmu psikologi.
~Ilmu Psikologi
Ilmi psikologi merupakan ilmu tentang memahami diri
sendiri dan orang lain. Dengan memahami diri, maka kita dapat mengetahui
kelebihan dan kekurangan kita sehingga kita bisa terus mengupgrade diri menjadi
lebih baik.
Memahami karakter diri, apalagi pasangan memang tidak
mudah. Untuk mengenal karakter diri, disarankan mengikuti serangkaian tes
psikologi.
Walau setiap individu itu unik dan memiliki karakter
yang berbeda-beda, namun secara umum akan ada pola karakter yang bersifat
general yang bisa dipelajari.
Misalnya, karakter pria dan wanita tidaklah sama,
secara umum pria cenderung memakai logika sedangkan wanita lebih ke perasaan.
Dari Buku Bahagianya Merayakan Cinta, Ustadz Salim A.
Fillah perbedaan pria dan wanita secara umum :
Cara memandang masalah
Level aman terhadap masalah bagi seorang istri lebih
rendah, karena baginya yang terpenting adalah merasa didengarkan dan dipahami,
sedangkan untuk suami cenderung lebih tinggi, karena masalah baginya harus
dipecahkan. Istri sudah merasa puas membicarakan detil demi detil masalahnya
serta menghubungkannya dengan data dan informasi sebelumnya, maka suami merasa
puas menyederhanakan detil-detil itu menjadi sebuah poin besar lalu berkata
inilah solusinya.
Cara menghadapi tekanan
Jika para istri bicara, berbagi, dan bercerita untuk
mengurangi bebannya, para suami akan menjadi pemuda kahfi. Mereka masuk ke
guanya saat didera tekanan dan dilanda masalah.
Kondisi termotivasi
Suami termotivasi saat ia merasa dibutuhkan, istri
merasa termotivasi saat ia merasa dicintai. Tak dibutuhkan adalah kematian bagi
suami, sebagaimana merasa tak dicintai adalah penderitaan bagi istri.
Cara Pandang tentang Memberi-Menerima dalam hubungan
Seorang istri tidak menghitung. Ia akan memberi dan
terus memberi sebagaimana pada saatnya ia menuntut untuk menerima dan terus
menerima. Seorang suami menghitung, secara kualitatif ia berkata, “jika saya
sudah memberi sekian, saya berhak mendapat sekian.” Secara kuantitatif ia
berkata, “saya sudah sekian kali memberi, boleh dong saya ambil kesempatan kali
ini untuk diri saya.”
Cara menjaga hubungan
Seorang istri seperti gelombang. Kemampuannya
mencintai seseorang naik dan turun sesuai apa yang dirasakannya dalam hubungan.
Seorang suami seperti karet gelang. Ia secara otomatis berubah-ubah antara
membutuhkan kedekatan dan kemandirian.
2. Persiapan Ruhiyah (Spiritual)
#Memaknai Syahadat
Allah Subhanahu wa Ta’ala
menciptakan manusia dengan sebaik-baik penciptaan. Manusia dibekali Allah
pendengaran, penglihatan, dan hati untuk mengetahui ilmu tentangNya, memahami
apa-apa yang telah diciptakanNya lewat ayat-ayat yang turun dariNya sehingga
manusia dapat mengetahui nama-nama dan sifat-sifatNya, dan mengetahui tujuan
dalam hidupnya, tentang siapa dirinya, untuk apa ia diciptakan, kemana dia akan
kembali, dll.
Syaikul Islam Ibnu Taimiyyah
rahimahullah mengatakan bahwa kebutuhan manusia terhadap ilmu tentang Allah
hakikatnya jauh lebih penting daripada kebutuhannya untuk makan dan minum
bahkan nafasnya.
Itulah sebabnya barangsiapa yang
merasa butuh kepadaNya dan menghendaki petunjuk tentangNya, Allah akan berikan
cahaya di hatinya hingga ia dapat mengetahui tentang tujuan penciptaan dirinya.
Puncak dari tauhid adalah
kecenderungan hatinya yang hanya diisi oleh apa-apa yang membuat TuhanNya ridha
kepadaNya, apa-apa yang membuat Tuhan semakin menyayanginya. Inilah jiwa yang
tenang (annafsu al-muthma’innah) yang diliputi cinta, takut, dan harap pada
sang Kekasih.
Tapi kala tujuan hidupnya bukan
karenaNya, kecenderungan hatinya akan menuju ke sesuatu yang lain dariNya.
Jiwanya pasti terisi terhadap sesuatu hal yang menggantikan kedudukanNya.
Boleh jadi jiwanya dipenuhi dengan
sesuatu hal yang bersifat materialistik seperti gadis pujaannya, uang atau
harta, kedudukan, istri dan anak, entertainment, fashion, pekerjaan, idolanya, bahkan kecintaan terhadap dirinya
sendiri.
#Mencintai Rasulullah konsekuensi
Iman
Untuk merasakan manisnya iman
setelah kita mencintai Allah, berikutnya adalah mencintai Rasulullah Shalallahu
alaihi wa salam.
Dalam suatu hadits Rasulullah
bersabda
"Tiga perkara yang jika
terdapat pada seseorang maka ia akan merasakan manisnya iman, (1) Allah dan
RasulNya lebih ia cintai dari pada selainnya, (2) Ia mencintai seseorang, ia
tidak mencintainya kecuali karena Allah, dan (3) Ia benci untuk kembali kepada
kekufuran sebagaimana ia benci dilemparkan ke neraka" (HR Al-Bukhari dan
Muslim)
Apa tanda seseorang mencintai
Rasulullah?
Tandanya adalah dengan menjadikan
beliau sebagai suri tauladan, menjalankan sunnahnya, dan banyak bershalawat
kepadanya.
Sebenarnya salah satu hadiah
terindah yang Allah berikan untuk kita adalah menjadikan Rasulullah, Muhammad
shalallahu 'alaihi wa salam sebagai Nabi kita, kita sebagai umat beliau.
Bagaimana tidak, Rasulullah adalah
makhluk yang paling mulia yang pernah Allah hadirkan di muka bumi, pemimpin
seluruh umat manusia, manusia yang paling lembut hatinya, yang paling
penyayang, bahkan Allah sendiri memuji keindahan sifat beliau.
وَإِنَّكَ لَعَلَىٰ خُلُقٍ عَظِيمٍ
Dan sesungguhnya kamu benar-benar
berbudi pekerti yang agung.
Nah, untuk lebih mencintai beliau,
yuk kita baca shirahnya, jalankan sunnahnya :)
#Mendirikan sholat
Tahukah kita ibadah yang paling
dicintai Allah dan yang paling tinggi kedudukannya di sisiNya?
Dari ‘Abdullah bin Mas’ud, ia
berkata, “Aku pernah bertanya pada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam, amalan apakah yang paling afdhol?” Jawab beliau, “Shalat pada
waktunya.” Lalu aku bertanya lagi, “Terus apa?” “Berbakti pada orang tua“,
jawab Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. “Lalu apa lagi”, aku
bertanya kembali. “Jihad di jalan Allah“, jawab beliau. (HR. Bukhari no. 7534
dan Muslim no. 85)
Kita semua tahu kisah isra' mi'raj
ketika Nabi kita melakukan perjalanan dari Makkah menuju Jerusalem kemudian
naik ke langit ketujuh untuk menjemput syariat sholat. Ya, sholat satu-satunya
ibadah yang Allah perintahkan dimana Rasulullah harus naik ke langit ke tujuh.
Kita tahu bahwa pada awalnya Allah
memerintahkan hambaNya mengerjakan 50 kali dalam sehari semalam. Lalu muncul
pertanyaan, kenapa Allah memerintahkan 50 kali padahal Allah Maha Tahu
kemampuan hambaNya, dimana banyak yang tidak mampu mengerjakan sebanyak itu?
Tapi itu adalah bagian dari
skenario Allah, di ending Allah menghendakinya menjadi lima dengan pahala
mengerjakan sebanyak lima puluh kali. Subhanallah!
Kenapa pada awalnya harus 50 kali?
Inilah pesannya yang tersirat..
Allah senang dengan hambaNya yang
banyak berkomunikasi dengannya, Allah merindukan hamba yang senantiasa
merindukanNya, Allah senang hambaNya banyak bersujud dan mengagungkan namaNya
dimana sujud merupakan posisi terbaik, kedekatan seorang hamba dengan TuhanNya.
Semakin banyak hambaNya bersujud
kepadaNya, semakin tinggi derajatnya di sisiNya walau pun ia di mata manusia
hanyalah orang biasa, tapi boleh jadi ia di sisi TuhanNya memiliki kedudukan
istimewa :)
Kawan, adakah hubungan yang paling
romantis dibandingkan hubungan seirang hamba dengan TuhanNya?
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
Dan aku tidak menciptakan jin dan
manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku [Q.S. Az-Zariyyat :56]
#Interaksi dengan Alqur'an
Ah, bagaimana bisa seseorang yang
jatuh cinta denganNya, menjauhi kalam-kalamNya?
الم
Alif laam miim.
ذَٰلِكَ الْكِتَابُ لَا رَيْبَ ۛ فِيهِ ۛ هُدًى لِلْمُتَّقِينَ
Kitab (Al Quran) ini tidak ada
keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa [Q.S. Al-Baqarah :2]
AlQur'an diturunkan oleh Allah
Subhanahu wa Ta'ala sebagai petunjuk yang menerangi jalan hidup manusia dalam
berjalan menujuNya. Siapa yang ingin selamat dan rindu akan perjumpaan
denganNya maka mempelajari Alquran adalah suatu kewajiban yang niscaya.
Allah menurunkan AlQuran karena
Allah sangat menyayangi hambaNya, Allah ingin hambaNya hidup dengan cara yang
mulia, Allah ingin hambaNya mendapatkan petunjuk tentang kebenaran, Allah ingin
hambaNya hidup berbahagia lewat ketentraman hati. Allah Ta'ala berfirman
قُلْ بِفَضْلِ اللَّهِ وَبِرَحْمَتِهِ فَبِذَلِكَ فَلْيَفْرَحُوا هُوَ خَيْرٌ مِمَّا يَجْمَعُونَ
Katakanlah: "Dengan karunia
Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. karunia Allah dan
rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan". (QS
Yunus : 58)
Dari salaficentre.com, mayoritas Ulama tafsir mengatakan diantaranya
Syaikh Abdurrahman As-Sa'di rahimahullah, maksud dari kata بِفَضْلِ اللَّهِ (karunia Allah) adalah Alqurannul karim sedangkan yang dimaksud
dengan RahmatNya adalah Islam dan Iman yang ada di dalam hati. Allah Ta'ala
juga berfirman
“Wahai umat manusia! Sungguh telah datang
kepada kalian nasehat dari Rabb kalian (yaitu al-Qur’an), obat bagi penyakit
yang ada di dalam dada, hidayah, dan rahmat bagi orang-orang yang
beriman.” (QS. Yunus: 57)
maka mengapa kita tak tergerak
untuk senantiasa berinteraksi dengan AlQur'an?
Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidaklah berkumpul suatu kaum di dalam
salah satu rumah Allah, mereka membaca Kitabullah dan mempelajarinya di antara
mereka, melainkan pasti akan turun kepada mereka ketenangan, kasih sayang akan
meliputi mereka, para malaikat pun akan mengelilingi mereka, dan Allah pun akan
menyebut nama-nama mereka diantara para malaikat yang ada di
sisi-Nya.” (HR. Muslim dalamKitab adz-Dzikr wa ad-Du’a’ wa at-Taubah wa
al-Istighfar [2699])
Semoga Allah senantiasa menjaga
kita agar kita tidak menjadi bagian dari umat yang diadukan Nabi kita ke Allah
karena telah menelantarkan AlQuran..
( وَقالَ الرَّسولُ يٰرَبِّ إِنَّ قَومِى اتَّخَذوا هٰذَا القُرءانَ مَهجورًا ﴿٣٠
Berkatalah Rasul, “Ya Tuhanku,
sesungguhnya kaumku menjadikan al-Quran ini sebagai sesuatu yang diabaikan.”(QS
al-Furqan [25]: 30)
#Menjadikan Islam sebagai the way
of life
Tak ada syariat yang paling
lengkap yang apabila kita menjalankannya, kita bisa hidup dengan cara yang
mulia. Ya, Islam adalah rahmat bagi
semesta alam, agama Allah adalah agama rahmat karena Allah adalah Tuhan yang
penuh kasih sayang dengan salah satu namaNya yang sempurna, ia lah ArRahman dan
ArRahim.
Itulah sebabnya seorang muslim
yang menjalankan syariat islam dengan benar pasti menjadi makhluk yang berkasih
sayang. Islam adalah cara hidup, sistem
yang komprehensif yang diturunkan Allah bagi seluruh umat manusia.
Di dalam Islam kita belajar cara
makan dan minum yang benar, tidur yang benar, jual beli yang benar, bagaimana
berteman, bermasyarakat, termasuk salah satunya bagaimana agar pernikahan
menuju kepada kebahagiaan, bagaimana membangun keluarga Islami, bagaimana
mendidik anak, semua telah dijelaskan selengkap-lengkapnya.
Tobe continued... ❤
